Oleh : Dra. Nining Widaningsih PKB Madya pada DPPKB Kabupaten Kuningan KUNINGAN - B erbicara ketahanan keluarga maka sudah tentu a...
Oleh : Dra.
Nining Widaningsih
PKB
Madya pada DPPKB Kabupaten Kuningan
KUNINGAN
- Berbicara ketahanan keluarga maka sudah
tentu akan menyangkut kehidupannya, yang merupakan bagian integral darimasyarakat
dan penduduk, yang di dalamnya akan diwarnai dengan berbagai aspek kependudukan.
Sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang
Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
bahwa Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiridari ayah,
ibu dan anak, atau ayah dengan ibu, atau ibu dengan anak, atau ayah dengan anak.
Lengkaplah sudah apabila sebuah keluarga
sudah lengkap dengan kehadiran anak, terlebih lagi cucu dan seterusnya secara turun
temurun, yang tentunya keluarga dibangun agar menjadi lembaga yang pertama dan utama
dalam mewujudkan keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera, atau dalam bahasa
agama (Islam) disebut sakinah, mawadah, warahmah.
Selanjutnya dalam prakteknya keluarga
hadir sebagai lembaga terdepan yang bertanggungjawab
terhadap tumbuhkembang seluruh anggotanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari
baik secara intern maupun ekstern. Dalam tataran pembangunan sumber daya manusia
dikenal dengan istilah tumbuh kembang manusia
(life cycle approach) sebuah pendekatan
tahapan pertumbuhan termasuk pemberdayaan di dalamnya.
HariKeluarga
Begitu
pentingnya posisi / peran keluarga dalam kancah kehidupan baik bermasyarakat
maupun bernegara, maka pemerintah telah menetapkan momentum memperingati dan memaknai
akan keberadaan keluarga yaitu setiap tanggal 29 Juni, yang selanjutnya disebut
dengan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS).
Secara
historis Hari Keluarga lahir dengan melalui sebuah inspirasi dalam perspektif sejarah
perjuangan bangsa, sebagai bentuk representasi dari sebuah perjuangan yang berat
yaitu melawan penjajah yang secara lengkapnya sebagai berikut :
1. Tanggal 22 Juni 1949 merupakan kembalinya para pejuang
(Tentara RI) kembali memasuki Yogyakarta. Sedangkan antara tanggal 24-29 Juni merupakan
masa penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta, sekaligus puncak kembalinya para
pejuang kepad apangkuan keluarganya masing-masing.
2. Tanggal 29 Juni 1970 untuk pertam akalinya pemerintah melantik
Dewan Pembimbing KB guna menyiapkan KB menjadi program nasional dan sekaligus dimulainya
Gerakan KB Nasional.
3. Tanggal 29 Juni 1992 disahkannya Undang Undang Nomor
10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, yang
sekarang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009.
4. Tanggal 29 Juni 1993 merupakan dicanangkannya Hari Keluarga
Nasional oleh Presiden Soeharto di Lampung.
5. Ditetapkannya Tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional
melalui Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 sekaligus sebagai Hari Besar Nasional
tetapi tidak sebagai harilibur.
Ketahanan Keluarga
Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung
kemampuan fisik materiil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya
untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan
batin.
Keluarga juga sekaligus
merupakan momentum berkumpulnya keluarga bersama seluruh anggotanya dalam suasana
kebersamaan dan berketahanan.
Adapun keempat pilar
tersebut adalah 1.Keluarga Berkumpul (Reunting), 2. Keluarga Berinteraksi
(Interacting)., 3. Keluarga Berdaya (Enpowering).,dan 4. Keluarga Peduli dan Berbagi
(Sharing and Caring).
Korelasi Ketahanan Keluarga den gan Fungsi Keluarga
Dari uraian di atas,
maka kiranya tidak berlebihan apabila Hari Keluarga Tahun ini mengambil tema sebagai
berikut Hari Keluarga-Hari Kita Semua, Cinta Keluarga Cinta Terencana, serta Dengan
Semangat Harganas ke 26 Kita Wujudkan Kuningan yang Ma’mur, Agamis dan Pinunjul”.
Hal lain kiranya tidak
berlebihan apabila tema tersebut terkandung makna kata kunci 8 Fungsi Keluarga
yang dapat membantu mewujudkan keluarga bahagia, sejahtera. Kedelapan Fungsi Keluarga
meliputi : 1. Fungsi Agama, 2. Pendidikan, 3. Ekonomi, 4. Reproduksi, 5.
CintaKasih, 6. Perlindungan, 7. Sosial Budaya, dan 8. Pelestarian Lingkungan.
Harganas harus menjadi semangat
Momen ini harus menjadi
penyemangat keluarga secara kontinyu dalam melakukan berbagai aktifitas yang
positif yang tetap mencerminkan 8 fungsi keluarga, seperti gerakan magrib mengaji,
gerakan tanpa melihat medsos dan TV dari jam 18.00 s/d jam 21.00 tetapi dipakai
kegiatan belajar., dan lain-lain yang positif.
Terakhir melalui Harganas,
adalah semangat untuk keluarga berencana termasuk generasi berencana, karena muaranya
adalah 2 anakcukup, yang dalam program KKBPK dikemas melalu iempat (4) Program
Utama yaitu 1.Pendewasaan Usia Perkawinan dan Kesehatan RepruduksiRemaja, 2.
Pengaturan Kelahiran, 3. Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, dan 4.Siaga Kependudukan.
Selamat Hari Keluargake
XXVI Tahun 2019, semoga keluarga Indonesia menjadi keluarga yang bahgia sejahtera,
Khusus di Kabupaten Kuningan semoga terwujud Masyarakat yang ma’mur, agamis dan
pinunjul. Aamiin ! (Dra. Nining Widaningsih / DS)