KUNINGAN (MARKA) - SMP Negeri 1 Cigugur yang berlokasi di Jl Pangeran Sangadipati Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan,...
KUNINGAN (MARKA) - SMP Negeri 1 Cigugur yang berlokasi di Jl Pangeran Sangadipati Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, memiliki luas 6.000 meter persegi, jumlah rombelnya adalah 16. Memiliki siswa 410 orang, dengan proses pembelajaran didukung gedung milik sendiri, lab IPA, Lab Komputer yang dalam keadaan rusak berat dan perlu penanganan.
Demikian diungkapkan Kapala SMP Negeri 1 Cigugur, Carsan, S.Pd, M.MPd dalam wawancaranya dengan Koranmarka Kuningan di ruang kerjanya, pada Jumat (15/11/2029).
Menurut Carsan, SMP Negeri 1 Cigugur dalam menghadapi era global, perlu perangkat IT untuk proses pembelajaran yang lebih modern, dan ruang komputer beserta minimal 40 komputer yang sampai saat ini hal itu belum terwujud.
Selain itu sarana penunjang lainnya adalah perpustakaan, keperluan buku-buku perpustakaan sampai sejauh ini sudah cukup lengkap tersedia, sesuai dengan harapan dalam menghadapi kurikulum 2013.
Kegiatan guru dan siswa diperlukan ruang multi media yang suka digunakan untuk pertemuan-pertemuan MGMP sekolah, untuk memproses permasalahan-permasalahan kegiatan pembelajaran.
Untuk tindaan bimbingan karir terhadap siswa ada ruang BP, hanya saja belum memenuhi persyaratan diantranya ukuranya hanya 3 x 3 meter persegi, sedangkan ukuran yang dibutuhkan 13 x 9 meter persegi, karena disitu harus ada ruang pelayanan, ruang tindakan, ruang administrasi, dan sebagainya.
Selanjutnya ruang UKS yang ada belum memenuhi standar, hanya membentuk satu ruangan sebagai tindakan sementara terhadap anak-anak yang butuh partolongan, sementara ini baru ada satu ranjang untuk tindakan sedangkan fasilitas lainnya belum memadai. Sementara untuk fasilitas olah raga ada lapang basket sekaligus sebagai lapangan upacara.
Fasilitas guru, tenaga tata usaha, kepala sekolah serta para siswa semuanya sudah lengkap, hanya saja jumlah WC belum rasional, harusnya ada 32 buah untuk 410 siswa.
“Kalau sekolah sudah bisa memenuhi semua standar persyaratan tersebut, itulah lingkunga sekolah yang beradiwiata, tinggal kelegkapan-kelengkapan lainya saja.” katanya.
Untuk tenaga pengajar saat ini masih banyak tenaga honore, sehingga perbandingan siswa 410 tidak rasional umtuk pembobotan upah kerjanya.
Kemudian untuk perpustakaan perlu meja baca kelompok untuk diskusi paneln kebetulan ada ruang kosong. Satu hal lagi ruang guru sudah perlu penanganan serius, karena genting dan atapnya sudah menekan kebawah. (DS)