Kuningan (MARKA) - Desa Cikahuripan Kecamatan Maleber termasuk daerah perbukitan dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok, namun skondisinya...
Ia memimpin Desa Cikahuripan
sejak tahun 2017 yang merupakan pemilihan kepala desa pertama secara serentak
dan berakhir pada tahun 2013. Sesuai dengan program kerjanya dengan visi
misinya Ia ingin membawa desa Cikahuripan yang amanah dalam artian agamis,
mandiri dan beraklakul karimah.
”Alhamdulillah sedikit-demi sedikit
sudah mulai tertata, baik dibidang keagamaan, kemasyarakatan dan pembangunan”
katanya.
Dibidang keagamaan Ia sudah mulai
menyentuh dari guru ngaji, pesantren dan ikatan remaja masjid , sehingga saat
ini kelihatan sudah mulai hidup dan
tertata. Bahkan Ia punya program setiap setiap pesantren diberikan seperangkat alat
hadroh, sehingga jika ada yang hajatan yang semula ramai dengan orang bermain
kartu remi atau gapleh kini barubah diisi oleh hadroh sambil shalawatan, sehingga
nuansa di masyarakat jadi agamis.
Masalah pembangunan di setiap
dusun dan lingkungan sudah mulai tertata bahkan hampir 100 % jalan di gang-gang
sudah dipagar dan sudah dihotmix karena desa ini termanuk daerah perbukitan.
Keadaan penduduk Desa Cikahuripan sebagian besar adalah buruh tani dan buruh
bangunan, kalau petani agak jarang karena Desa Cikahurian adalah desa tandus
dalam artian tadah hujan, kalau tidak ada hujan baik tanah bengkok maupun tanah
sawah lainnya tidak bisa ditanami.
”Mengenai produk unggulan di desa
Cikahuripan tidak ada yang menonjol, paling juga ada beberapa orang pengrajin rengginang
kemudian anyam-anyaman bambu seperti tampir, bakul, dingkul dan lain-lain, tapi
kesemuanya tidak ada yang dominan,” katanya lagi.
Desa Cikahuripan merupakan
penghasil batu split terbesar di Kabupaten Kuningan dimana batunya berasal dari
sungai Cipedak, ketika sudah menjadi batu split mereka jual kepada pengepul dengan
harga perkaleng Rp. 3.500,- kalau langsung ke masyarakat Rp. 5.000,- per
kaleng. Sehingga hampir kebanyakan
ibu-ibu tidak ada yang menanggur, mereka berrofesi sebagai pemecah batu.
Demikian juga dengan remajanya jika tidak ada pekerjaan kuli tani atau bangunan
merekapun turun ke sungai sebagai pemecah batu. (Dink
S Arizona)